Menteri KKP Ngaku Kecolongan Soal Pagar Laut: Kami Kekurangan Anggaran
JAKARTA,quickq充值入口 DISWAY.ID- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengklaim kementeriannya lalai dalam pengawasan pagar laut lantaran anggaran yang kurang memadai.
Terlebih, KKP memerlukan anggaran besar untuk mengawasi pemanfaatan ruang laut.
BACA JUGA:Menteri KKP Ungkap Bambu Bekas Pagar Laut Akan Jadi Barang Bukti
BACA JUGA:Pelanggaran Dua Perusahan Pembangun Pagar Laut Bekasi Diungkap DPR: Tidak Adanya Izin PKKPRL
"Kami menyadari bahwa saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) masih memiliki kelemahan dalam pengawasan pemanfaatan ruang laut. Akibat adanya keterbatasan sarana prasarana dan dukungan operasional yang membutuhkan penguatan anggaran serta penguatan tugas, fungsi dan tanggung jawab KKP melalui revisi UU kelautan," ujar Sakti dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI, Kamis, 22 Januari 2025.
Dia menyebut, penguatan anggaran sangat dibutuhkan untuk memperkuat pengawasan kementeriannya di ruang laut dan menghindari hal seperti munculnya pagar laut ilegal.
Lebih lanjut, Sakti mengatakan saat ini pihaknya sudah berupaya menyegel pagar laut di Tangerang sepanjang 30,16 kilometer pada 9 Januari 2025.
"Sementara di Bekasi Jawa Barat pada 15 Januari 2025 karena tidak memiliki Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) dan izin reklamasi," ujar dia.
BACA JUGA:Kelompok Nelayan yang Ngaku Memasang Pagar Laut Telah Dipanggil KKP
BACA JUGA:Menteri KKP Akui Kecolongan, Sempat Mengira Pagar Laut untuk Penangkaran Kerang Nelayan
Sakti membeberkan ke depan, KKP akan terus melanjutkan proses investigasi dan pemeriksaan terhadap pembangunan pagar laut. Serta melanjutkan proses penyegelan yang telah dilakukan oleh polisi khusus (Polsus) KKP.
"Kedua, konsolidasi dan koordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, untuk pengendalian pemanfaatan ruang laut secara nasional. Mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku," imbuhnya.
(责任编辑:综合)
- Polisi: Saka Tatal Cenderung Berbohong saat Diperiksa Kasus Vina Cirebon Tahun 2016
- BPOM Respons soal Ramai Kabar Bedak Tabur Bayi Bisa Picu Kanker
- BRI Raih Kinerja Positif di Kuartal I 2025, Rp934,95 T Dana Murah hingga 1,2 Juta AgenBRILink
- Menakar Peluang Putusan MK Senin 22 April 2024, Amicus Curiae Mengalir
- Polda Jabar Buka Hotline Pemberian Informasi Pembunuhan Vina Cirebon
- Turunkan BB 12 Kg, Ini Menu Makan Sehari
- Catat, Ini 8 Makanan dengan Kalsium Terbaik untuk Usia 40
- Anindya Temui Macron, RI Jajaki Teknologi Nuklir Prancis
- Daftar Barang Teraneh Penumpang yang Disita Bandara: Ada Bola Meriam
- Nikah Pakai Sneaker, Anant Anak Konglomerat India Jadi Sorotan Dunia
- Gelar Halal Bihalal, Kemenaker Minta Pegawai Tingkatkan Etos Kerja dan Pelayanan Terbaik
- Hadir di Kantor Nasdem, Anies Dituding Yusuf sebagai Capres yang Mendukung Korupsi
- 金泽美术工艺大学研究生申请条件
- Dua Wilayah RI Ini Punya Populasi yang Panjang Umur, Apa Sebabnya?
- Kenapa Aroma Hujan Enak? Ini Penjelasan Ilmiahnya
- BNPB: 27 Rumah Rusak Akibat Gempa Garut M 6.2
- Disebut WHO Bisa Picu Kanker, Apa Itu 'Talc' pada Bedak Bayi?
- Peredaran Obat Ilegal Lewat Daring Makin Merebak
- Stella McCartney Rilis Kampanye Sadar Kesehatan Mental
- Sun Life Indonesia Tunjuk Albertus Wiroyo sebagai Presiden Direktur