PMI Manufaktur Agustus 2024 Alami Penurunan, Kemenperin Ungkap Penyebabnya
JAKARTA,quickq下载ios DISWAY.ID -- Pasca Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia, bulan Agustus 2024 kembali dinyatakan mengalami kontraksi, dan mengalami penurunan sebesar 0,4 poin dari Juli 2024 yang sebesar 49,3.
Menurut pernyataan Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, pihak Kemenperin sendiri sudah tidak kaget dengan hasil tersebut.
Pasalnya, hingga saat ini belum ada kebijakan signifikan dari Kementerian atau Lembaga lain yang mampu meningkatkan kinerja industri manufaktur.
BACA JUGA:Cerita Andra Soni tentang Awal Mula Hubungan Baiknya dengan Prabowo Subianto
BACA JUGA:Jarak Dibatasi, Umat Boleh Melihat Paus Fransiskus Maksimal Radius 50 Meter
Menperin Agus juga menambahkan, melemahnya penjualan dipengaruhi oleh masuknya barang impor murah dalam jumlah besar ke pasar dalam negeri terutama sejak bulan Mei 2024.
Selain itu, S&P Global juga menyebutkan adanya pelemahan penjualan yang menyebabkan peningkatan stok barang jadi selama dua bulan berjalan.
"Adanya barang impor murah membuat masyarakat lebih memilih produk-produk tersebut dengan alasan ekonomis. Hal ini dapat menyebabkan industri di dalam negeri semakin menurun penjualan produknya serta utilisasi mesin produksinya," jelas Agus.
Di sisi lain, importir juga semakin mempercepat proses impor barang jadi untuk mengantisipasi pemberlakuan kebijakan pembatasan impor ke depan, seperti pemberlakuan BMAD, Lartas, atau pengalihan pintu masuk barang impor untuk tujuh komoditas ke tiga pelabuhan Indonesia Timur, yaitu Pelabuhan Sorong, Bitung, dan Kupang.
BACA JUGA:Jadi Hotel Terapung untuk Atlet PON XXI Sumut-Aceh 2024, KM Kelud Milik Siapa dan Apa Fasilitasnya?
BACA JUGA:PNM Peduli Tanam Ribuan Pohon Mangrove dan Terumbu Karang di Kalimantan
Untuk inilah, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengungkapkan bahwa untuk mendorong ekspansi industri manufaktur, Kemenperin juga akan terus mendorong percepatan perluasan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), percepatan penerapan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD).
Khususnya untuk industri terdampak seperti keramik, kertas, penerapan SNI, serta percepatan pembatasan barang impor dan penegakan hukum atas impor ilegal.
"Selain itu, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Gas Bumi Untuk Kebutuhan Dalam Negeri juga perlu diprioritaskan pengesahannya, agar bisa menjadi game changer bagi industri manufaktur," jelas Febri.
- 1
- 2
- »
(责任编辑:焦点)
- 10 Buah Ini Jitu Bakar Lemak Perut, Diet Anti Gagal
- Beri Pesan Seluruh Instansi di Harlah ke
- 2 Orang Tewas dan 6 Hilang Terseret Banjir Bandang di Kabupaten Bima
- Prabowo Perintahkan Kepala BNPB Gerak Cepat Tangani Banjir Pekalongan
- Kemenhan Bakal Bangun Rumah Sakit TNI di Gaza
- Cek Info GTK 2025 Telah Tervalidasi Terima Tunjangan Sertifikasi Lewat NRG, Guru Tinggal Klik paspor
- Kontroversi Pemecatan Twister Angel Novi Sebagai Guru, Sukatani Buka Suara
- Ingat! Pemprov DKI Bakal Terapkan Transaksi Qris di Agen dan Pangkalan Gas LPG 3 Kg
- Dua Muka Lama Komisioner Mendaftar Capim KPK
- Golongan Darah A Berisiko Stroke di Usia Muda, Benarkah?
- Awal Ramadan Berpotensi Berbeda, Menag Beri Tenggapan
- Kemenperin: Perpanjangan HGBT Bisa Bantu Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Puluhan Bangkai Busway Terbakar, Netizen: Pak Ahok Ada Komentar?
- Jarang yang Tahu, Ini 7 Manfaat Menakjubkan Kolang
- Rahasia Panjang Umur Sampai 100 Tahun, Ternyata Berkebun
- Waduh, 5 Kepala Daerah 'Tumbang' Saat Retret di Akmil Magelang: Ada yang Kelelahan dan Dirawat Inap
- Prabowo Bertemu dengan JK di Istana, Bahas Apa?
- Studi Ungkap Tidur Setelah Tengah Malam Tingkatkan Risiko Diabetes
- 留学学建筑学专业,这些你必须要了解!
- Awal Ramadan Berpotensi Berbeda, Menag Beri Tenggapan